METRO - Dalam rangka membekali siswa-siswi baru dengan kemampuan komunikasi yang esensial, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Muhammadiyah Metro bersinergi dengan SMA Muhammadiyah 2 Metro (Muhasta) menyelenggarakan pelatihan Public Speaking dalam rangkaian kegiatan Forum Ta’aruf dan Orientasi (FORTASI). Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam berbicara di depan umum sejak dini.
Pelatihan yang digelar pada Rabu, 16 Juli 2025, ini diikuti oleh seluruh peserta didik baru SMA Muhammadiyah 2 Metro. Mereka mendapatkan materi langsung dari Kaprodi KPI UM Metro, Hariyanto, yang menjelaskan pentingnya public speaking bukan hanya sebagai keterampilan teknis, melainkan juga sebagai bagian dari pembentukan karakter.
“Public speaking bukan sekadar kemampuan berbicara lantang di depan banyak orang, tetapi merupakan proses pelatihan mental yang mendalam. Ketika seorang siswa berani menyampaikan pendapat di depan kelas, mempresentasikan tugas kelompok, atau berbicara dalam forum seperti IPM, sesungguhnya ia sedang melatih keberanian, mengelola rasa gugup, dan membentuk kepercayaan diri,” terang Hariyanto. Ia juga menegaskan bahwa keterampilan ini akan menjadi fondasi penting dalam dunia akademik, organisasi, hingga kehidupan sosial.
Guru pendamping, Aprida Kurniasih, juga menekankan pentingnya keterampilan berbicara di depan umum. Menurutnya, pelatihan ini membuka wawasan siswa tentang bagaimana menjadi pembawa acara (MC) yang baik, menyusun bahasa yang sopan dan efektif, serta mengatur sikap dan intonasi ketika menyampaikan gagasan.
“Ini merupakan kemampuan penting. Dengan belajar ini, anak-anak jadi tahu bagaimana caranya menjadi MC acara formal atau nonformal, mengatur tata bahasa, dan cara bersikap ketika menyampaikan gagasan di depan umum agar setiap ucapan dapat tersampaikan dengan baik,” jelasnya.
PLT Kepala SMA Muhammadiyah 2 Metro, Desia Setianingsih, turut mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan harapannya agar pelatihan ini memberi dampak jangka panjang bagi siswa.
“Harapan saya setelah siswa mengikuti pelatihan public speaking ini, mereka dapat lebih percaya diri ketika berbicara di depan umum, mampu berbicara dengan lebih terstruktur, mengendalikan intonasi dan tatapan mata kepada audiens, serta mampu berkomunikasi dengan gerakan tubuh. Ini akan menjadi modal awal yang sangat berguna selama mereka bersekolah di SMA, bahkan setelah lulus nanti,” ungkap Desia.
Kegiatan ditutup dengan motivasi dari pemateri yang mengajak para peserta untuk terus melatih keterampilan public speaking dalam keseharian. “Public speaking bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga bagian dari kecakapan berpikir, pembentukan karakter, dan masa depan. Mari mulai dari sekarang. Tak perlu menunggu sempurna untuk mulai berbicara,” pungkas Hariyanto.
Pelatihan ini menjadi langkah awal yang strategis dalam menciptakan generasi muda yang percaya diri, komunikatif, dan siap tampil di ruang-ruang publik dengan penuh tanggung jawab dan etika komunikasi yang baik. (Dmw)