Seri Profetika Qur'an: Rapport Building: Membangun Kepercayaan manusia
وَمُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي حُرِّمَ عَلَيۡكُمۡۚ وَجِئۡتُكُم بِـَٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ٥٠
"Dan (aku datang) untuk membenarkan Kitab (Taurat) yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan sebagian yang telah diharamkan bagimu. Dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (Ali Imran ayat 50) 
Para nabi memang ditakdirkan sebagai manusia biasa oleh Allah SWT, sehingga aspek-aspek kemanusiaan selalu ditampakkan , agar dalam segala prilaku ada aspek ikhtiar, usaha dan doa. Secara logika, Allah SWT bisa saja memberikan mukjizat kepada nabi untuk mempengaruhi umat manusia dan langsung beriman, tetapi itu tidak dilakukan oleh Allah SWT. Tetapi Allah SWT memberikan ruang luas bagi manusia untuk memilih yang baik dan salah. 
Sehingga dalam konteks ini para nabi harus berusaha keras dalam berdakwah, bahkan harus membangun kepercayaan dan keyakinan dengan berbagai cara (rapport building). Sehingga hal ini menjadi teladan buat manusia setelahnya untuk mencontoh dan mengikuti cara mereka. 
Ada beberapa Prinsip rapport building, yang pertama, Kesamaan (Similarity) – Orang cenderung lebih percaya pada yang memiliki kesamaan nilai, pengalaman, atau bahasa. Yang kedua, Keaslian (Authenticity) – Tidak dibuat-buat; bersikap tulus membuat hubungan lebih kuat. Yang ketiga, Empati (Empathy) – Memahami perasaan dan perspektif lawan bicara. Yang keempat, Konsistensi (Consistency) – Ucapan dan tindakan selaras.
Dalam ayat di atas Nabi Isa as membangun kepercayaan dengan menggunakan pendekatan kesamaan (similiarity) bahwa yang dia bawa adalah Taurat, yaitu  kitab yang diyakini oleh bani Israil saat itu dari nabi Musa as. Bukan hanya itu nabi Isa adalah pribadi yang otentik, dia berbicara tanpa pencitraan apa adanya, sehingga terbangun empati dan simpati bagi kaumnya. Beliau juga orang yang konsisten antara perkataan dan perbuatan, sehingga dipercaya oleh kaumnya. 
Akan tetapi mengapa masih banyak kaumnya yang menolak??? 
Dalam ilmu komunikasi dan konseling hal ini disebabkan karena mereka terlalu mempertahankan ego individual maupun sosial mereka. Secara rasional mereka mengakui kebenarannya, akan tetapi ego mereka menolaknya, karena harus mengubah keyakinan lama mereka, bahkan harus mengakui eksistensi sosial agama Isa as, yang akhirnya akan merubah status mereka didalam masyarakat. 
Secara spiritual mereka memang telah menutup celah kebenaran orang lain, sehingga mereka menolak apapun yang dibawa oleh para nabi bani Israil, sehingga penolakan ini mengakibatkan mereka tertutup dari kebenaran walau hakikatnya mereka tau bahwa itu benar. 
Rapport building adalah satu metode yang indah dalam al Quran dalam membangun keharmonisan, baik keluarga maupun masyarakat. Bagaimana kesamaan adalah menjdi prioritas dalam komunikasi, bukan mempertajam perbedaan. Komunikasi yang penuh dengan kejujuran, empati dan konsistensi. Inilah yang harus dibangun oleh insan profetik dalam membangun relasi hidup dan sosial.